Eksplore anything with the simple way...

Wednesday, January 6, 2010

BLACK IN SOCCER : ADA APA DENGAN PSSI ?


Artikel dalam rangka mengikuti Djarum Black Blog Competition.

Tim PSSI U-23 kita dipecundangi oleh Tim negara tetangga dalam laga Sea Games di Laos baru-baru ini.
Kita bahkan kalah oleh Negara seperti Laos yang notabene tidak pernah punya greget di Sea Games sebelumnya. Laos mempermalukan kita dengan skor telak 2-0 tanpa perlawanan yang menggembirakan.

Saat saya menulis postingan ini, saya dan seluruh pecinta sepak bola tanah air, terpaksa menelan pil pahit dengan penampinlan Timnas Kita.

Tim Nasional yang kita banggakan bertekuk lutut pada Oman dengan skor 2-1 padahal di kandang kita sendiri Istora Bung Karno Senayan Jakarta dalam Kualifikasi Piala Asia.

Saking kecewanya, pada menit akhir pertandingan, salah satu supporter Indonesia, spontan melompat masuk lapangan dan menggiring bola menuju gawang berhadapan langsung dengan kipper Oman dan tesh... bola ditendang dan masih sempat ditepis oleh penjaga gawang Oman dan kemudian anak nekad itu diamankan polisi. Ckaawkaakakk...

Sepintas kejadian itu sangat menggelikan, tetapi aksi spontan tersebut adalah akumulasi kekecewaan atas penampilan Timnas PSSI yang menjadi bulan-bulanan Timnas Oman.
Tidak ada salahnya Djarum Black yang banyak mensponsori tayangan maupun laga persepakbolaan kita memberikan kontribusi ide yang fresh terhadap PSSI untuk mendapatkan solusi bagi kebuntuan ini.

Ada apa dengan sepakbola kita?

Masih segar dalam ingatan saya, bahwa era Sea Games tahun 80-an Timnas kita termasuk Tim yang disegani lawan karena acapkali dapat mengatasi Thailand, Malasyia, Filipina dan negara Asean lainnya.
PSSI perlu melakukan revisi total terhadap keterpurukan ini. Bukan saja hanya melakukan pergantian pelatih tambun Timnas Benny Dollo, tetapi juga perlu melakukan strategi yang komprehensif termasuk mengoptimalkan latihan dan kompetisi sedini mungkin bukan hanya bagi usia u-23 tahun baik kompetisi lokal maupun luar negeri.

Badan Tim Nasional (BTN) PSSI tampaknya tidak bisa konsisten terhadap keputusannya. Contoh kongkrit terkait dengan dispensasi yang kembali diberikan kepada dua pemain Persipura, Boaz Salossa dan Immanuel Wanggai, dalam laga ujicoba timnas U-23 di Iran.

Sebelumnya, badan bentukan PSSI yang menangani timnas Indonesia ini menegaskan, tidak akan memberikan dispensasi kepada siapa pun, saat 'Merah Putih' junior yang dipersiapkan tampil di SEA Games Laos 2009, menggelar laga ujicoba internasional di Iran.

Faktanya, dua pilar Persipura tersebut tidak ikut dalam rombongan timnas U-23 yang diberangkatkan ke Iran dalam dua tahap, yakni kemarin dan sore nanti. Konon, keputusan tidak memberangkatkan Boaz dan Wanggai ini, karena kedua pemain tersebut sudah siap pakai sehingga tidak perlu melalui ujicoba.

Menurut PSSI kebijakan tidak memberangkatkan dua pemain Persipura ini sudah sesuai dengan persetujuan pelatih. Hal tersebut tidak akan mengganggu persiapan timnas U-23, jelang tampil di multi event tingkat Asia Tenggara, Desember mendatang.

Seperti diketahui, dispensasi bagi Boaz dan Wanggai ini merupakan yang kedua kalinya. Sebab, keduanya pun menerima hal yang sama, ketika pemusatan latihan (Pelatnas) timnas U-23 di gelar di Palembang beberapa waktu lalu. Di mana, kedua pemain ini pun diberikan konpensasi untuk tidak mengikuti Pelatnas tersebut.
Para stakeholder, baik Menpora maupun PSSI segera melakukan evaluasi yang komprehensif terhadap problem ini. Yang paling penting PSSI juga seyogyanya mendengarkan input-input oleh semua pihak termasuk dari Djarum Black.

Tuesday, January 5, 2010

Black Color With Permadi

Artikel ini diikutsertakan dalam Djarum Black Blog Competition Volume 2.

Sesuai dengan warna unik Djarum Black, kali ini saya berusaha menjelaskan filosofi warna hitam ala Pak Permadi.

Siapa yang tidak kenal tokoh populer yang satu ini. Beliau salah satu politisi yang berpenampilanl unik dengan penampilan serba hitamnya. Barangkali tidak ada salahnya menjadikan beliau sebagai salah satu tokoh unik Djarum Black.

Banyak orang yang menilai warna hitam adalah simbol kejahatan dan keburukan. Bagi politisi Gerindra, Permadi, warna hitam adalah simbol Ketuhanan yang hakiki.
Karena dalam warna hitam itulah konsep Jawa manunggaling kawulo lan gusti (bersatunya manusia dan Tuhan) dapat terjadi. Kok bisa?

"Warna hitam itu warna Tuhan. Bapak saya mengajari, ilmu tertinggi sebelum manunggaling kawulo lan gusti adalah saka paraning dumadi (dari mana kita berasal dan ke mana kita akan kembali).

Menurut Politisi gaek ini, sebelum kita manunggal, kita harus memasuki alam kelanggengan (keabadian) yang disebut alam tan keno kinoyo ngopo, “itu simbulnya hitam,"
Itulah Permadi, dengan bangganya menjelaskan filosofi warna hitam yang selalu dia wujudkan dalam bentuk baju, celana, kaos, jaket, bahkan CD alas celana dalam sekali pun.

"Kalau sudah manunggaling kawulo lan gusti, tidak ada sedikit pun rasa takut apa-apa. Mau kritis, mau nggak dapat amplop, mau ngadepin siapa pun, berani. Karena itu setiap hari saya selalu mengenakan pakaian hitam. Baju hitam, celana hitam, kaos hitam, bahkan celana dalam saya pun yang jumlahnya 15 juga hitam," terang Permadi.

Pria yang lebih senang disebut spiritualis ini lalu menjelaskan asal muasal kecintaanya pada warna hitam. Tidak hanya itu Permadi pun juga membuat joke-joke..

"Saya suka warna hitam itu sejak kecil sekitar umur 5 tahun. Meski demikian, kadang masih selang-seling dengan warna lain karena orang tua saya ingin baju anaknya tidak terlihat itu-itu saja," terang pria kelahiran Semarang 16 Mei 1940 ini.
"Baru setelah umur 25-an, saya konsisten mengenakan warna hitam. Sampai sekarang 2 periode manjadi anggota DPR, saya sekali pun tidak pernah mengunakan warna lain," terang Permadi.

Menurut ayah 4 anak ini, warna hitam merupakan simbol dari idealisme dan konsekuen. Karena itulah, sampai akhir hayatnya ia akan menjalani ritual hitam sebagai bentuk komitmen pada perjuangan idealisme dan keteguhan terhadap arti hidup yang konsekuen.

"Warna hitam itu warna yang paling konsekuen. Anda pakai baju apa pun, apakah warna merah, hitam, kuning, biru, putih sekalipun kalau kena cahaya, bayangannya akan tetap hitam. Artinya kalau orang sudah hitam, apa yang dia pikirkan, rasakan, katakan dan lakukan akan sama," terangnya.

Permadi mengaku pernah disebut 'iblis' karena ke mana-mana selalu pakai hitam-hitam. Namun dia tidak kehilangan akal untuk menjawab olok-olokan dan julukan tersebut.

"Saya pernah diundang di satu universitas Islam. Saya pakai hitam-hitam. Seorang penanya dengan beraninya memaki-maki saya dan menyatakan saya pengikut iblis karena selalu pakai hitam-hitam. Saya tidak marah, justru saya balik bertanya, apakah saudara pernah lihat, iblis itu warna hitam. Hantu yang bisa dilihat yaitu Casper saja, warnanya putih. Anda tidak berdasar saya katakan. Dia nggak bisa ngomong lagi," kenangnya.

Kalau sejak umur 25 tahun Permadi sudah pakai full Black,hitam-hitam, berapa jumlah pakaiannya yang berwarna hitam ya?
"Wah, saya nggak tahu, Mas. Pastinya banyak sekali. Saya nggak pernah ngitung. Tapi sekarang yang selalu saya pakai sekitar 10 setel," sahutnya.
Meski serba hitam, tapi tetap ada warna lain di tubuh Permadi. "Rambut saya yang putih hahahaha," selorohnya.

Dari improvisasi dan idealismenya dengan warna hitam, tidak ada salahnya Djarum Black menjadikan beliau sebagai salah satu tokoh nyentrik Black Djarum.

Sumber : detik.com dan wawancara ekslusif beliau di Tvone dengan Host Farhan

BLACK COCK CEMANI (2)


Ini adalah sambungan dari postingan sebelumnya Djarum Black Cock Cemani (1) dengan Tag Djarum Black Blog Competition Volume 2.

Sebagaimana disebutkan pada postingan sebelumnya, bahwa ayam cemani ini serba hitam yang sangat identik dengan Djarum Black.


Ayam Cemani merupakan keturunan dari ayam kedu yang dipelihara sebelumnya. "Saya memang hobi memelihara ayam kedu, seperti masyarakat di sini pada umumnya. Tapi dari kedua ekor ayam itu, tahu-tahu muncul dua ekor ayam cemani, serba hitam sampai lidah dan mulutnya, ya langsung kita pisahkan dan dibiakkan," katanya. Kalau dirupiahkan, modal awal Mahmud hanya sekitar Rp 5.000.

Seperti peternak lainnya, motivasi Mahmud memelihara cemani adalah untuk bisnis guna menghidupi keluarganya. "Bayangkan, gaji pensiunan terbatas. Maka, bisnis ayam cemani sangat membantu. Berkat ayam cemani pula, anak kami bisa kuliah di Yogyakarta," kata Mahmud, yang kedua anaknya sudah kuliah di semester terakhir pada sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Sebelum krisis moneter, Mahmud sering didatangi pembeli. Setiap bulan ia bisa menjual sampai 10 ayam cemani jenis bagus dan biasa. "Setelah krisis ekonomi, bisa menjual dua ekor sebulan saja sudah untung," katanya. Harga ayamnya pernah mencapai Rp 2 juta.

Biaya pemeliharaannya juga tak terlalu besar. Menurut Mahmud, untuk 50 ekor ayam peliharaannya, ia hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp 30.000 setiap bulan. "Tapi pada masa krisis sekarang, biayanya meningkat tiga kali lipat," ujarnya.

Selain beternak ayam, Mahmud juga menggarap sawah bersama beberapa tetangganya. Kehidupannya bersama penduduk Beji cukup makmur. Rumah permanen, pesawat televisi, dan berbagai peralatan modern di dapur terlihat nangkring cukup rapi. "Itu semua bisa dibeli berkat ayam cemani," ujar peraih hadiah Prestasi Kencana, pecinta lingkungan bidang peternakan tingkat Jawa Tengah, l99l, itu.

Mahmud menuturkan, ia pernah mendapat surat khusus dari Bupati Jembrana, Bali, pada l986. Sang bupati hendak membeli ayam cemani untuk pengobatan penyakit istrinya. "Saya bangga, ayam-ayam saya berguna bagi orang lain. Apalagi secara tidak langsung, pemeliharaan ayam ini merupakan upaya pelestarian ayam cemani dan ayam kedu," kata bapak yang sudah mulai memutih rambutnya itu.

Bahwa ayam cemani dapat mendatangkan kemakmuran penduduk, diakui Harsono. "Desa kami tak mendapatkan bantuan IDT (Insus Desa Tertinggal), karena terangkat berkat cemani. Anak saya sendiri kuliah dari cemani," katanya. Penduduk Kedu, sejumlah 1.138 kepala keluarga, kebanyakan memelihara ayam cemani.

Perangkat Desa Kedu itu mengaku, tanah bengkok yang dijadikan jaminan sosial bagi jabatannya kadang belum cukup untuk menghidupi keluarganya. "Kami pelihara cemani, di samping untuk pelestarian, kami jual untuk biaya tambahan," kata ayah enam anak itu.
Itu dibenarkan Agus Prasojo, Kepala Seksi Penyuluhan Dinas Pertanian Temanggung. "Ayam itu sengaja kami programkan untuk dikembangkan menjadi jati diri masyarakat Temanggung," ujarnya. Dan pemerintah merasa diuntungkan dengan meningkatkannya kemakmuran masyarakat.

Menurut Harsono, mahalnya harga ayam cemani itu karena adanya kesepakatan antara pembeli dan penjual. Kadang, pemilik cemani akan melihat siapa pembelinya, dan untuk apa.
Jika pembeli menginginkan syarat tertentu, misalnya meminta cengger ayam harus besar berbentuk pilah, atau kakinya harus cacat, atau syarat lainnya, maka ayam yang memenuhi syarat itu harganya bisa mencapai Rp 3 juta.
Tapi yang biasa-biasa saja, hanya sekitar Rp 400.000. Pembeli yang datang ternyata tak hanya dari Indonesia, melainkan juga dari mancanegara, misalnya Jepang, Jerman, dan Belanda.
Meski kebanyakan ayam cemani digunakan untuk hal-hal ritual dan pengobatan, masyarakat peternak cemani tak memandang ayamnya istimewa. "Kami memberinya kandang khusus bukan untuk tujuan magis. Sekadar untuk menjaga keamanan dan kesehatan ayam, karena harganya mahal," ujar Harsono.

Peternak sukses lainnya adalah Istono Rahayu, 51 tahun. Seperti halnya Mahmud dan Harsono, Istono beternak ayam cemani untuk bisnis. "Pekerjaan tiap hari saya ya bergelut dengan cemani dan perkutut di rumah ini, yang lain tidak ada," katanya.

Penataan kandang-kandang ayam cemani milik Istono Rahayu, di halaman rumah seluas 200 meter persegi, tampak lebih rapi dan tertata apik. Sebagai peneduh, ia menanam pohon-pohon salak pondoh. "Karena ayam-ayam itu menghidupi keluarga kami, ya kami perlakukan seperti raja. Kami buatkan Istono," kata bapak yang sanggup menyekolahkan kedua anaknya hingga tingkat universitas itu.

Menurut Istono, biasanya pada bulan Rajab, Ruwah, dan Muharam, banyak pembeli yang datang. Mereka membeli ayam cemani untuk upacara ritual. "Lima tahun lalu, saat menjelang Sidang Umum MPR di Jakarta, banyak permintaan," kata Istono.

Kabarnya, sekarang ini pun banyak pesanan dari Jakarta. Konon untuk keperluan Sidang Umum MPR. Ada yang memesan lima ekor ayam cemani yang bagus. "Entah diapakan ayam cemani itu, kok bisa dikaitkan dengan keamanan Sidang Umum MPR atau keberhasilan pejabat tertentu. Yang saya tahu hanya bagaimana memelihara dan menjualnya dengan harga mahal," ujar Istono sembari tertawa.

Krisis ekonomi saat ini membuat para peternak prihatin. Harga pakan ternak, terutama jagung, terus melonjak. Untuk menyiasatinya, Istono memberikan banyak makanan beras hitam sebagai pengganti jagung yang sesekali diberikan.

Agar pembeli tak terkecoh, Istono menjelaskan ciri-ciri khusus ayam cemani yang hitam total. Hanya darahnya yang merah tua. Tak ada darah yang hitam. "Penjual biasanya mencabut bulu, dan memerasnya. Di ujung bulu akan keluar cairan hitam. Itu bukan darah, melainkan pigmen bulu yang hitam. Maka pembeli jangan mau dibohongi, tak ada darah hitam di ayam cemani. Mungkin satu di antara seribu," ujarnya.

Menurut Karkono Partokusumo Kamajaya, pemerhati sastra Jawa, pemakaian ayam cemani untuk upacara-upacara ritual itu hanya untuk perlambang. Orang Jawa memang merasa tak lengkap kalau tak ada perlambang itu. "Tapi saya tak perlu menangisi andaikan penggunaan ayam cemani dihilangkan dari hal-hal yang sifatnya magis itu. Bukankah itu adat yang dibuat manusia?"

Bravo Djarum Black, Bravo The Black Cock !

Sumber : Majalah Gatra Indonesia.

BLACK COCK CEMANI (1)


Djarum Black identik dengan dominasi warna hitam, tetapi ada spesies ayam yang semuanya hitam dan serba hitam, mulai dari paruh, bulu, kaki, taji, hingga cenggernya berwarna hitam. Bahkan, kalau dipotong, dagingnya juga hitam. Begitu juga dengan tulang belulangnya.

Itulah ayam cemani, salah satu variasi paling sensasional keturunan dari kerabat ayam kedu -salah satu galur ayam lokal, bukan ras (buras) yang banyak dicari orang.
Dalam postingan kali ini sebagai artikel dalam mengikuti Djarum Black Blog Competition Volume 2 ini, saya ingin sharing informasi tentang Ayam hitam, juga dijuluki dengan ayam kedu ini yang saya kutip dari Majalah Gatra.

Seperti biasa, artikel yang agak panjang, biar tidak monoton, saya bagi menjadi dua postingan, yaitu Djarum Black Cock Cemani (1) dan Djarum Black Cock Cemani (2).
Selamat menyimak !

Ayam cemani ini sering digunakan untuk hal-hal yang sifatnya magis dalam upacara ritual. Misalnya untuk upacara pelarungan, ruwatan, serta pembangunan pabrik, jembatan, atau gedung-gedung bertingkat.
Tak cuma itu. Ayam cemani juga sering dijadikan syarat untuk penyembuhan orang sakit. "Yaitu untuk yang sakit aneh atau sakit dalam. Kadang untuk syarat pengobatan bagi orang yang sakit akibat disantet," ujar Sekretaris Desa Kedu, Harsono, yang juga pemilik dan pengembang ayam cemani, kepada Gatra.

Ayam cemani disebut juga "ayam kedu", karena berkaitan dengan tempat penangkarannya di Desa Beji, Kecamatan Kedu, Jawa Tengah. Kota kecamatan berhawa sejuk itu dikenal sebagai tempat beternak yang cocok bagi ayam kampung berbadan gempal dan tahan penyakit itu. Dan itu sudah berlangsung puluhan tahun.

Sebenarnya, kehadiran ayam cemani di Kedu tak disengaja. Konon, menurut legenda, sebelum lahirnya kota Temanggung, adalah seorang pertapa sakti, Ki Ageng Makukuhan, yang menggemari ayam serba hitam -dan hanya paruhnya yang berwarna putih.

Pada suatu hari, saat bersemadi di sebuah kuburan keramat di daerah Kedu, Ki Ageng Makukuhan mendapatkan wangsit untuk mengobati penyakit anak Panembahan Hargo Pikukuh bernama Lintang Katon, dengan ayam itu. Entah bagaimana caranya, akhirnya penyakit yang diderita anak semata wayang itu sembuh.
Akhirnya, ayam berwarna serba hitam kesayangan Ki Ageng Makukuhan itu dijadikan lambang kesembuhan.

Perkembangannya pun di luar dugaan. Hasil perkawinan sesama ayam hitam itu menghasilkan ayam hitam total, berbeda dengan induknya. "Kalau ayam kedu hitam, mulutnya masih putih," kata Harsono. Karena hitam total itulah, akhirnya ayam jenis baru itu dinamai ayam cemani. Dalam bahasa Sanskerta, cemani artinya hitam legam.

Sebutan ayam cemani baru populer pada l960-an, ketika berbagai upacara peresmian bangunan dilengkapi dengan sesaji ayam serba hitam.
Mulai saat itulah banyak orang yang datang ke Kedu untuk mencari ayam cemani. Tak mengherankan jika harganya ikut melonjak. Itu merangsang masyarakat setempat untuk beternak dan mengembangkan ayam cemani.

Sayangnya, masyarakat setempat kurang dibekali pengetahuan memadai. Akibatnya, banyak di antara mereka yang gulung tikar di tengah jalan.
"Populasi ayam cemani tinggal 2.000-an ekor pada akhir 1997. Padahal, dulu bisa sepuluh kali lipatnya," tutur Harsono.
Sayangnya, masyarakat setempat kurang dibekali pengetahuan memadai. Akibatnya, banyak di antara mereka yang gulung tikar di tengah jalan.
Populasi ayam cemani tinggal 2.000-an ekor pada akhir 1997. Padahal, dulu bisa sepuluh kali lipatnya.

Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah daerah melalui pemerintah desa membuat program-program khusus pelestarian hewan langka itu di daerah Kedu, dengan mendirikan kelompok peternak ayam cemani bernama "Makukuhan" -diambil dari nama pertapa sakti tersebut.

Kelompok yang berjumlah 35 orang itu memelihara ayam cemani sekitar 1.500 ekor. Menurut Harsono, kelompok ini cukup produktif dan selalu dipantau perkembangannya oleh Dinas Peternakan Temanggung. "Anggota kelompok itu terangkat kehidupannya dengan beternak ayam mahal ini.

Hal itu dibenarkan Mahmud, pensiunan ABRI yang menekuni peternakan ayam cemani. Bahkan, Mahmud meminta masa pensiunnya dipercepat tiga tahun agar bisa lebih mengonsentrasikan diri beternak ayam cemani. Di rumahnya, di Kampung Beji, pensiunan dengan pangkat sersan dua itu memelihara 50-an ayam cemani.

Penempatan ayam dibedakan menurut jenis umur dan keunggulannya. Ayam cemani yang unggul dikurung di halaman samping rumah dengan pagar tinggi yang terbuat dari bambu. Sedangkan ayam kedu lainnya ditaruh di kebun khusus seluas sekitar 900 meter persegi. Awalnya, Mahmud hanya memiliki dua ekor ayam, jantan dan betina

Bersambung ke postingan mendatang, Djarum Black Cock Cemani (2)

Sunday, January 3, 2010

Black info : Penemu Air Conditioner (AC)

Jika musim panas tiba, biasanya kita selalu akrab dengan kipas angin atau juga AC (Air Conditioner). Sebab kesejukan yang ditimbulkan oleh hawa kipas dan AC memang dibutuhkan untuk meredam hawa panas yang sangat menyiksa.
Karena itu berterima kasihlah pada JOHN GORRIE yang mencetuskan ide membuat AC. Dia sedianya mendapatkan Djarum Black Innovation Award dari Pihak Djarum Black. Sayangnya John hidup di tahun 1802 M. Hehee...

Djarum Black Info kali ini menceritakan sang penemu AC yang sebagian dikutip dari buku yang ditulis Katie Hafner dan Mathew Lyon dalam bukunya : “where wizards stay up late”, dan versi Indonesia oleh Tegar Satria dengan penerbit Shira Media. Selamat menyimak !

Kita tidak perlu merasakan penderitaan karena hawa panas yang terkadang membuat tubuh terasa lengket akibat keringat. Tetapi tahukah Anda? Jika John menciptakan AC karena terinspirasi oleh kepeduliannya terhadap orang sakit ?

John sebenarnya seorang dokter berwarga negara Amerika Serikat yang bukan dari kalangan Black skin (Negro) seperti yang diberitakan selama ini.
Gagasannya membuat mesin pendingin berawal dari banyaknya pasien yang menderita malaria atau penyakit lain dengan gejala demam tinggi.

Ketika itu udara terasa panas sehingga membuat pasien tidak nyaman, maka pria kelahiran Charleston, California Selatan, 3 Oktober 1802 ini, memutar otaknya bagaimana caranya agar suhu badan para pasien bisa turun.
Setelah melihat kipas angin yang ada di depannya ia menemukan ide. John memasang bongkahan es batu di depan kipas. Ternyata menghasilkan udara sejuk dan segar seperti Djarum Black menthol



Dalam perkembangannya, Ia merancang dan mengembangkan mesin eksperimen pembuat es. Mesin ciptaannya didasarkan pada hukum fisika bahwa panas selalu mengalir dari gas atau cairan yang lebih panas menuju gas atau cairan yang lebih dingin.

Mesin tersebut bekerja dengan cara memadatkan gas (kompres) sehingga menjadi panas, kemudian gas tersebut dialirkan ke koil-koil untuk diturunkan tekanannya (dekompres). Alhasil, udara menjadi dingin.

Untuk mengembangkan penemuannya, pada tahun 1845, Gorrie memutuskan untuk berhenti menjadi dokter. Enam tahun kemudian ia berhasil menerima hak paten pertama yang dikeluarkan untuk sebuah mesin pendingin. Inilah awalnya ditemukan mesin pendingin yang kini dikenal dengan nama Air conditioner.

Sungguh kisah John ini membuktikan bahwa sebuah kepedulian yang tulus akan mengantarkan kita pada kebaikann. Dari sekadar ingin mendinginkan ruangan tempat pasiennya. John kini berhasil “mendinginkan” dunia dengan AC nya.

Black Pop Corn


Salah satu artikel dari Tag Djarum Black Blog Competition Volume 2.

Berbagai improfisasi saya lakukan untuk menghubungkan isi postingan dengan 14 keyword Djarum Black, termasuk dalam postingan ini yang membahas tentang pop corn yang saya tambahkan menjadi Djarum Black Pop Corn, paling bisaaa...hehee... heee...

Tahukah Anda jenis makanan kecil yang paling disukai saat menonton film? Jawabannya Pop Corn alias berondong jagung.
Dari namanya Pop Corn ternyata berasal dari asal suara saat jagung itu meledak ketika dipanaskan. Pop..pop, pop ! Itulah suara yang terdengar dan kemudian membuat orang menamainya. Pop Corn.

Namun sebenarnya itu hanyalah nama populernya saja. Sebab, aslinya Pop Corn ternyata sudah berusia ribuan tahun.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak lukisan di gua-gua bawah tanah terdapat coretan yang menggambarkan jagung ini.

Namun data yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Pop Corn berasal dari 5 ribu tahun silam dimana awalnya datang dari Meksiko dan kemudian menyebar ke India, China dan Sumatra. Jagung ini kemudian menyebar ke Eropa seiring dengan banyaknya penjelajah dari daratan eropa ke berbagai benua.

Selain bisa dimakan jaman dahulu Pop Corn ternyata juga sering dijadikan permainan.
Meski tidak disebutkan secara pasti lokasinya, ada sebuah suku yang mendiami pulau sering bermain jagung ini.

Caranya jagung tersebut diletakkan pada satu wadah yang terbuat dari batu panas. Seiring dengan perubahan suhu, jagung itu akan “meledak” dan terbang kemana-mana. Nah inti permainan ini adalah pemain harus berusaha menangkap jagung-jagung yang beterbangan.

Sang pemenang diperbolehkan memakan jagung tersebut. Orang jaman dahulu ternyata cukup kreatif dalam mencari cara menghibur diri. Seyogyanya kalau dulu ada Djarum Black Innovation Award, saya kira mereka pantas mendapatkannya.

Sebagian dikutip dari Penulis Tegar Satria, penerbit Shafira.

Black in Buseness : Edi Baskoro dengan Kue Kering (2)


Postingan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya, Djarum Black in Buseness : Edi Baskoro dengan Kue Kering (1), untuk memenuhi 20 artikel dalam mengikuti Djarum Black Blog Competition Volume 2.

Seperti pernah saya utarakan, bahwa memilah referensi yang valid dalam buku Gurita Cikeas, sangat perlu kehati-hatian.
Makanya sengaja saya kutip yang menurut saya tidak bersinggungan dengan sensivitas politik yang akhir-akhir ini menghangat.
Apalagi saat saya menulis ini, terjadi polemik yang serius antara penulis buku George Adji Tcondro dengan Ramadhan Pohan yang berujung pada pengaduan Ramadhan Pohan kepada Mabes Polri tentang pemukulan yang dilakukan oleh George.

Ok, biar gak melebar kemana-mana, kita kembali pada Djarum Black in Buseness, silahkan menyimak lanjutan ceritanya. Semoga Bisnis kue kering Ibas ini, bisa menginspirasi Anda semua, Amin...

Menurut sumber, lokasi PT Gala Pangan berada di bagian belakang kawasan industri Jababeka.
Jalanan masuk ke lokasi dulunya rusak parah. “Namun, setelah tahu di situ dibangun pabrik milik Ibas, pihak pengelola Jababeka langsung meng‐hotmix jalan menuju kawasan tersebut,”
tuturnya.

Tak hanya aspal hotmix. Sesuai kebutuhan, pabrik dengan omzet 1‐2,5 juta dolar AS
itu membutuhkan gas LPG dalam jumlah banyak untuk mengaktifkan pengovenan. Saat itu,
pipa gas LPG belum masuk kawasan itu. “Tak selang lama, pipa gas dibangun masuk ke
kawasan tersebut,” ujarnya.

Kini, PT Gala Pangan sudah berproduksi. Dengan memperkerjakan karyawan sebanyak 150
orang, biskuit produk Gala Pangan dilempar ke pasar ekspor, meliputi pasar‐pasar utama di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa Barat, Eropa Timur, Asia Timur, Asia Tenggara, Afrika, dan Oceania.

Ketika Indonesia Monitor berkunjung ke pabrik tersebut, Jumat (12/6) pagi, suasana
masih terlihat sepi. Lokasi PT Gala Pangan cukup mewah dan strategis. Dibanding pabrik‐pabrik lain di kawasan tersebut, Gala Pangan tampak istimewa.

Pagarnya bagus, halamannya luas, dan bangunan gedungnya terlihat rapi. Terletak di sebuah pertigaan Jalan Industri Selatan IV dan Jalan Industri Selatan V, pabrik Gala Pangan terbagi dalam tiga bagian utama, yakni di bagian depan untuk kantor, bagian sisi kiri dan kanan untuk produksi dan gudang. Halaman parker cukup luas.

Namun, yang paling istimewa adalah saat pabrik tersebut akan dibangun. “Peletakan batu pertama oleh Pak SBY,” ujar seorang sekuriti PT Gala Pangan kepada Indonesia Monitor.
Dia menuturkan, pabrik kue tersebut memang milik Ibas. Pada awal‐awal produksi, Ibas sering datang ke pabrik tersebut.


Tapi, menurut dia, akhir‐akhir ini Ibas jarang berkunjung. “Pak Ibas sudah lama tidak ke sini.
Sejak maju sebagai caleg, dia jarang ke sini, mungkin sibuk,” ujarnya. Dalam ingatannya, Ibas terakhir datang ke pabriknya sekitar lebaran haji tahun lalu. “Itu pun hanya sebentar,” imbuhnya.

Menurut sekuriti yang namanya dirahasiakan, ia tidak tahu mengapa Ibas jarang
berkunjung ke pabrik miliknya. “Sepengetahuan saya, Pak Ibas masih menjadi komisaris di sini. Sebab dulu sebelum maju jadi caleg, dia sering datang ke sini, sekarang saja yang agak jarang,” lanjutnya.

Keterlibatan Ibas dalam bisnis biskuit secara implisit dibenarkah oleh Staf Khusus Ibu Negara Ani Yudhoyono, Nurhayati Ali Assegaf. Awalnya, Wasekjen Partai Demokrat itu tidak mau mengaku soal bisnis Ibas. “Saya nggak tahu, jujur saya nggak tahu,” ujar Nurhayati kepada Indonesia Monitor, Kamis (11/6).

Setelah didesak, akhirnya ia mengakui, meski tidak yakin. “Jujur saya nggak tahu kalau Mas Ibas punya pabrik itu. Saya memang pernah dengar Mas Ibas, kalau nggak salah, berbinis kue kering. Itu kalau nggak salah ya. Tapi, pastinya saya nggak tahu bisnis apa. Yang saya tahu, Mas Ibas di politik,” paparnya. Namun, kalau pun benar berbisnis, menurut Nurhayati, tidak ada salahnya, karena bisnis yang digeluti adalah di sektor swasta dan tidak terlibat kerjasama dengan perusahaan BUMN maupun BUMD. “Apa salahnya anak presiden berbisnis,” gugatnya.

Argumen Nurhayati didukung oleh Sekjen DPP Partai Demokrat Marzuki Alie. Menurutnya,
yang dimaksud larangan berbisnis, seperti yang pernah dilontarkan SBY, adalah berbisnis
dengan mengambil dana APBN. “Itu konkretnya. Kalau ada anak pejabat berbisnis, punya
pabrik, punya industri yang tidak ada kaitannya dengan pemerintah, tidak ada kaitannya
dengan APBN, ya boleh‐boleh saja kan,” ujar Marzuki Alie kepada Indonesia Monitor, Selasa
(9/6).

sumber: Buku Gurita Cikeas by George Adji Contro;Sri Widodo, Moh Anshari
http://www.indonesia‐monitor.com/main/index.php?option=com_content&task=view&id=
2473&Itemid=33


Black in Buseness : Edhi Baskoro (Ibas) dengan Kue Kering (1)


Terlepas pro kontra mengenai buku Gurita Cikeas, saya hanya mengambil sisi positifnya. Termasuk memilah referensi dalam buku tersebut dengan sumber yang jelas-jelas valid dan dapat dipertanggunjawabkan.
Walaupun banyak upaya yang mendiskreditkan isi buku tersebut, sesungguhnya kembali ke individu masing-masing yang tentu saja memiliki persepsi yang berbeda.

Sebenarnya, saya sudah menahan diri untuk tidak terlibat dalam kontreversi tersebut, tetapi naluri menulis sebagai newbi, membuat saya tidak sabar untuk turut ambil bagian, sekurang-kurangnya dalam mengutip informasi yang menurut saya menarik untuk di sharing.

Dalam memenuhi 20 artikel untuk mengikuti Djarum Black Blog Competition Volume 2 ini, saya tidak menyinggung tentang hal-hal politik yang akhir-akhir ini, terasa sangat sensitif untuk dibicarakan.
Sengaja saya menulis dan mengutip yang menurut saya soft tentang bisnis kue kering Adi Baskoro.
Untung ada buku Gurita Cikeas, kalau tidak, saya tidak bisa mengetahui banyak info tentang Putra Bungsu Presiden SBY, Ibas heheee....

Seperti pada postinan sebelumnya, kalau agak panjang ceritanya, maka akan saya bagi menjadi 2 judul, yaitu, Djarum Black in Buseness (1) dan Djarum Black in Buseness (2) yang sama-sama memiliki judul “ Edi Baskoro (Ibas) dengan Kue Kering”, selamat menyimak !


EDHIE Baskoro Yudhoyono baru selesai menempuh pendidikan diplomanya di Curtin
University of Technology, Perth, Western, Australia, 26 Februari 2005, ketika keluarga Cikeas
menggelar rapat keluarga untuk membahas masa depan putra bungsu SBY itu.



Materi pembicaan seputar keinginan Ibas (demikian sapaan lajang kelahiran Bandung, 24 November 1980 itu ) Untuk menerapkan dua gelar diploma yang diraihnya selama tujuh tahun, Bachelor of Commerce Finance dan Electronic Commerce, ke dunia kerja.

Namun, pembicaraan yang berlangsung serius tapi santai itu menemui jalan buntu. Posisi SBY sebagai presiden membuat mereka kesulitan mencari kata temu untuk menentukan bisnis apa yang cocok untuk Ibas. SBY dan anak‐istrinya tentu tidak bisa sembarangan melakukan bisnis.
“SBY sangat memahami hal itu,” ujar sumber di lingkungan keluarga Cikeas kepada Indonesia Monitor, pekan lalu.

Alhasil, obrolan keluarga yang diselingi hidangan singkong goreng, jajanan pasar, dan teh manis itu pun tidak menghasilkan putusan apapun. Sebagai kepala keluarga, SBY berusaha membesarkan hati putra kesayangannya itu. “Nggak usah buru‐buru. Insya Allah, nanti pasti akan ada jalan,” ujar SBY, seperti diungkapkan sumber.

Hingga suatu hari, masih menurut sumber, kegalauan keluarga Cikeas itu sampai ke telinga seorang konglomerat pemilik usaha food manufacture, salah satu produknya adalah kopi bubuk kemasan merek terkenal. Selama ini, pengusaha keturunan itu sudah kenal dekat dengan keluarga Cikeas. “Dia menawarkan diri untuk mendidik Ibas berbisnis,” ungkapnya.

Ibas dan ‘suhu bisnisnya’ sepakat memproduksi biskuit dengan merek dagang Bisco di bawah bendera PT Gala Pangan. Setelah itu, mereka mencari lokasi pabrik. Yang dipilih sebagai basis usahanya adalah kawasan industri Jababeka 2, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, sekitar 35 km arah timur Jakarta, tepatnya di Jalan Industri IV Blok PP‐3. (bersambung ke postingan mendatang, Djarum Black in Buseness : Edi Baskoro/bas dengan Bisnis Kue Kering (2)

Friday, January 1, 2010

Black in Spirit : Perjuangan Panjang Melawan Raksasa (2)

Artikel ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya : Djarum Black in Spirit : Perjuangan Panjang Melawan Raksasa (1)

Optimalisasi Pelayanan publik terhadap Masyarakat di wilayah timur Kabupaten Bima ini adalah suatu keharusan.
Bisa dibayangkan jika untuk mengurus persuratan penting seperti KTP, SIM, dan persuratan lain di kantor Pemda, masyarakat wilayahBima timur, harus merogoh saku ratusan ribu hanya untuk biaya transportasi dan akomodasi. sungguh hal yang cukup mubazir.

Di sisi lain masyarakat juga berharap dengan adanya pemekaran wilayah akan cukup menunjang motivasi mereka untuk lebih giat mengeksplorasi sumberdaya yang ada bagi peningkatan taraf hidupnya dengan adanya peningkatan infrastruktur ekonomi di wilayah kabupaten pemekaran.

Cita-cita Sederhana Seorang Aktifis Kampung.

Berangkat dari kenyataan di atas seorang aktifis kampung macam saya punya sedikit kepedulian terhadap perkembangan masyarakat secara khusus dan Negara secara umum. Menurut Pelajaran sosiologi yang saya dapat waktu kuliah, bisanya perkembangan daerah itu secara alami mengikuti pola Bola Salju, dimana daerah yang terdekat dengan pusat kekuasaanlah yang lebih dulu merasakan akibat langsung dari proses pembangunan.

Artinya sangat disayangkan jika daerah-daerah kecamatan di wilayah Bima Timur ini akan megalami stagnasi pembangunan dengan semakin jauhnya pusat ibukota kabupaten, dan ini bagi saya adalah tantangan sebagai aktifis kampung.

Kenyataan ini membutuhkan perjuangan untuk memekarkan wilayah menjadi 2 yaitu Kabupaten Bima Timur dan Kabupaten Bima Barat. walaupun terasa agak berat perjuangan ini tetap harus kami lanjutkan dengan harapan suatu saat akan menemukan tentang semakin sulitnya pemekaran wilayah kabupaten dari stasiun-stasiun televisi, maupun media masa. Tetapi kami menganggap masih punya peluang meski agak tipis.

Dalam pandangan kami kebijakan pelarangan pemekaran ini termasuk kebijakan keliru, Yang harus di lakukan oleh pemerintah, bukan membatasi pemekaran tetapi melakukan penilaian yang ketat terhadap upaya pemekaran.
Bagi wilayah tertentu yang memiliki potensi besar untuk berkembang, justru merupakan upaya investasi untuk mciptakan peluang-peluang kemandirian ekonomi yang jauh lebih kuat dibanding melulu memperhatikan perkembangan ekonomi pemodal-pemodal besar yang justru melahirkan jurang kesenjangan dan sistem ekonomi yang rapuh dari badai.

Raksasa Besar Yang bernama Birokrasi Negara.

Sungguh ide Pemekaran wilayah Bima Timur akan mendapatkan tantangan besar yang bebar-benar membutuhkan kearifan sosial untuk menafikkannya. Saya mencoba memahami tentang ini sebagai sebuah kerikil-kerikil tajam dalam perjuangan panjang ini.

Mengapa saya harus menganggap birokrasi negara sebagai Raksasa Besar yang menghalang jalan?
Paling tidak ada 3 alasan penting yang perlu saya ungkap disini.

Pertama, Prinsip Birokrasi adalah kalau Bisa dipersulit kenapa dipermudah?
Hampir seluruh jajaran birokrasi di berbagai wilayah di negeri ini masih menggunakan prinsip lama, mengurus surat atau ktp saja kita harus menggunakan uang pelicin, bagaimana kita tidak menganggapnya sebagai raksasa yang premanis? Hahaha...haa...

Kedua, Model Bottom Up yang baru kita kenal sekarang masih sangat jauh untuk dipahami oleh birokrasi negara.
Masalah yang ada di wilayah-wilayah kabupaten/kota. Ide penguasa mutlak dan masyarakat dilarang memiliki ide. ini hegemoni besar yang tak kunjung bisa berakhir.

Ketiga, panjangnya jalur Birokrasi bagi prosedur pengusulan pemekaran Wilayah. Mulai dari Pemerintah kabupaten, disetujui oleh DPRD kabupaten, berlanjut ke Gubernur dan harus di setujui oleh DPRD Propinsi baru ke Menteri dalam Negeri sampai ke Presiden dan DPR pusat. Panjang Kan?

Birokrasi dalam pandangan kami sebagai aktifis kampung, terbagi 2 yaitu birokrasi pusat yang penuh dengan intrik politik, yang kadang baik juga kadang buruk, merupakan tantangan besar bagi upaya menggolkan ide pembentukan Kabupaten Bima Timur karena kami tidak memiliki akses dengan pemerintah Pusat.Birokrasi Daerah yang belum bisa memahami kebutuhan masyarakat dan daerahnya jika harus berkembang lebih maju. Perubahan adalah harusnya kata yang tepat untuk memaknai kemajuan, tapi mereka menganggap keberhasilan adalah sejauh mana birokrasi daerah mampu mempertahankan wilayah kekuasaan, peningkatan pendapan daerah meski dengan cara fiktif.
Kalau di negara-negara maju pendapatan daerah dan negara didapat dari pajak masyarakat, tetapi di daerah dan negara kita pendapatan di dapat dari pungli atau pungutan liar. Mudah-mudahan nantinya, tidak terjadi di Kabupaten Bima Timur

Bagaimana Djarum Black... Bisa membantu kami ?

Black in Spirit : Perjuangan Panjang Melawan Raksasa (1)

Karena agak panjang, artikel kali ini saya bagi menjadi dua postingan yang saya namakan Djarum Black in Spirit dengan judul Perjuangan Panjang Melawan Raksasa (1) dan Perjuangan Panjang Melawan Raksasa (2).

Di saat Menteri dalam Negeri, DPR dan DPD Pusat di Jakarta sana, sedang membicarakan tentang revisi Undang-undang No. 12 tahun 2002 tentang Pemekaran Daerah, dalam artikel mengikuti Djarum Black Blog Competition Volume 2, sengaja saya pilih judul yang sedikit provokatif, dengan harapan bagi semua pihak yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan ide Pemekaran Kabupaten Bima NTB menjadi Kabupaten Bima timur bisa sedikit waspada. Sekurang-kurangnya untuk mengantisipasi pemikiran yang skeptis.

Walaupun perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap ide pemekaran suatu wilayah, karena berbagai macam alasan, Ide kami ini sesungguhnya bukanlah ide yang terlalu berat untuk diwaspadai, sekaligus ide yang ringan untuk dinafikkan begitu saja, sehingga membutuhkan kesabaran dan kearifan sosial untuk menganggapnya ide yang ringan dan membutuhkan potensi keserakahan yang luar biasa untuk menganggapnya ide berat.

Paling tidak tulisan ini akan mencoba meyoroti eksistensi ide pembentukan Kabupaten Bima Timur dalam 3 aspek yang berbeda. Sekaligus memperkenalkan ide ini ke pihak Djarum Black, siapa tau bisa membantu kami di daerah nun jauh di sana sehingga kami termasuk dalam Djarum Black Community yang setia, hehee... hehee...


Realitas Masyarakat Kecil Yang ingin sejahtera.

Bagi Masyarakat pinggiran di wilayah kecamatan di seluruh Indonesia,khususnya di Kecamatan sape Kabupaten Bima, merasakan hidup yang memiliki akses publik birokrasi yang mudah, efisisen dan tidak berbiaya tinggi, serta akses ekonomi bagi peningkatan taraf hidupnya merupakan dambaan yang tiada pernah berhenti.
Dengan Kondisi wilayah dalam bentuk potensi sumberdaya yang cukup memadai untuk dikembangkan, keinginan masyarakat ini bukanlah sesuatu yang hiperbolik, di tengah berkembangnya wacana demokratisasi yang dikembangkan oleh negara. Hal ini bisa menjadi sesuatu yang lumrah terjadi. Apalagi jika pelayanan publik itu sendiri merupakan bagian terpenting dari item demokratisasi.

Realitas yang terjadi bahwa Kabupaten Bima memiliki peta geografis dan demografis yang tersebar luas mengelilingi Kota Bima yang sekarang sudah menjadi sebuah Kota Madya Bima. Tentu saja hal ini sangat menyulitkan pelayanan publik pemerintahan.

Di sebelah timur kota bima ada 6 kecamatan, yaitu Langgudu, wawo,sape, Lambu, Wera, dan ambalawi dengan kecamatan termaju adalahSape. Sedang di wilayah Barat ada 10 yaitu Pali Belo, Belo, Lambitu, Woha, Donggo, soromandi, Bolo, madapangga, Sanggar dan Tambora. Belum lagi akhir-akhir ini, DPRD Bima telah menetapkan ibukota Kabupaten di wilayah woha yang jaraknya lebih kurang 75 km dari pusat Kecamatan sape. hal yang benar-benar sangat menyulitkan di kemudian hari.

Bisa dibayangkan jika untuk mengurus persuratan penting seperti KTP, SIM, dan persuratan lain di kantor Pemda, masyarakat wilayahBima timur, harus merogoh saku ratusan ribu hanya untuk biaya transportasi dan akomodasi. sungguh hal yang cukup mubazir.
Di sisi lain masyarakat juga berharap dengan adanya pemekaran wilayah akan cukup menunjang motivasi mereka untuk lebih giat mengeksplorasi sumberdaya yang ada bagi peningkatan taraf hidupnya dengan adanya peningkatan infrastruktur ekonomi di wilayah kabupaten pemekaran.