Eksplore anything with the simple way...

Tuesday, June 23, 2009

Kabupaten Bima Timur, Isu paling dominan di Bima

Peta Kabupaten Bima TimurKabupaten Bima - sebagai salah satu Kabupaten di propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sudah memenuhi persyaratan dimekarkan untuk menjadi Kabupaten Bima Timur, akhir-akhir ini, santer diperbincangkan, baik oleh masyarakat, media massa, maupun oleh tokoh-tokoh masyarakat Bima di perantauan.
"Tuntutan pemekaran wilayah Kabupaten Bima di bagian timur, akan tetap direspons sepanjang aspirasi tersebut muncul dari masyarakat. Pembentukan kabupaten baru tersebut bukan tidak mungkin dilakukan. Apalagi jika ibukota Kabupaten Bima telah dipindahkan ke Woha. Hal itu akan berdampak pada akses pelayanan warga bagian timur. “Hal itu tidak akan bisa dihindari, dewan akan meresponsnya jika itu menjadi tuntutan masyarakat,” ujarnya.
Namun, kata duta Partai Indonesia Baru (PIB) ini, hal yang perlu diingat adalah beban pemerintah pusat. Karena untuk membiayai sebuah daerah, membutuhkan banyak anggaran." Hal itu dikatakan anggota DPRD Kabupaten Bima dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV, Gatot Sukoco, saat menerima aspirasi dari warga Sape dan Lambu di DPRD Kabupaten Bima-, Kamis 6/10) beberapa waktu yang lalu.
Dicontohkan juga, proses pemekaran saat Kota Bima resmi menjadi definitif. Juga Kabupaten Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah dimekarkan menjadi tiga kabupaten. Meskipun secara potensi tidak lebih baik dari Sape, Wera, wawo, ambalawi, Lambu dan Lanngudu. Secara infrastruktur, sudah sangat mendukung lahirnya kabupaten baru. “Pelayanan masyarakat tentu menjadi pertimbangan utama, apalagi akan dipindahkannya ibukota kabupaten. Ini tidak bisa dihindari sebagai sebuah konsekuensi.

Hal senada juga mengemuka ketika kontrak politik Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang sekarang berhasil lolos ke Senayan seperti Prof. Farouk Muhammad, Ir. Ma'ruf dan lain-lain dari daerah pemilihan yang mewakili rakyat Sumbawa, Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima mengusung upaya pemekaran tersebut.
Hampir tidak ada isu satupun yang dominan melainkan isu berjuang maksimal untuk mewujudkan Kabupaten Bima Timur, pada saat mereka turun untuk melakukan kampanye di Wilayah Bima Timur seperti Kecamatan Sape-, Lambu-, Wawo-, Wera-, Ambalawi- dan Langgudu-, baik ketika menjadi calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) maupun calon anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) Pusat, Propinsi (DPRD TK.1) dan Daerah/kota (DPRD Tk.2).

Masyarakat Bima Timur tentu akan menagih janji-jani mereka, sampai mereka benar-benar dapat mewujudkan cita-cita luhur tersebut.
Suatu Kesyukuran, karena untuk Pemilu 2009 ini khusus untuk Daerah pemilihan IV yang
mewakili masyarakat Bima Timur-, tokoh-tokoh partai yang lolos, didominasi oleh putra-putra terbaik Kabupaten Bima Timur yang diurutkan berdasarkan electoral treshold sebagai berikut :
- Iskandar Zulkarnain (Demokrat)
- Ferdiansyah ST, H.M. Sirajuddin, S.Sos. Drs. H. Muhdar (Golkar).
- Ahmad H.M. Saleh (PDIP)
- firdaus H. Ahmad, SH (PKS)
- Sukrin SH, M.Maman, SE, (PAN)
- Dewi Astuty, S.Pd (PKB)
- Sumardin, SH (ppp)
- Drs. H. M. Nadjib (Hanura)
- Nurdin Ahmad (PBB)

Kepada beliau-beliau yang terhormat, harapan Masyarakat Bima Timur tersandarkan, untuk dapat memperjuangkan aspirasi mereka dalam rangka mewujudkan Kabupaten Bima Timur.
Di kemudian hari dalam 100 hari mereka sebagai perwakilan rakyat Bima Timur mulai bertugas, tidak ada sinyal positif yang berorientasi pada perjuangan tersebut atau dianggap gagal, maka jangan harap rakyat percaya untuk memberikan kesempatan pada Pemilu berikutnya.

Sebagai bentuk egaliter- yang seharusnya ditunjukkan adalah tradisi untuk mengundurkan diri dengan meletakkan jabatan tersebut, sebagaimana yang terjadi di negara-negara maju seperti Jepang-, Cina-, Korea- dan negara maju lainnya, baik untuk kalangan eksekutif, Yudikatf, Legislatif- maupun penyelenggara negara lainnya, dari Pusat sampai Daerah.
Masalah Dana merupakan problema klasik yang selama ini dianggap menjadi Kendala dan menjadi perbincangan banyak kalangan seakan menyihir masyarakat untuk segera surut dalam melanjutkan perjuangan luhur ini seakan-akan masalah dana adalah sebagai syarat satu-satunya yang secara absolut mesti dipenuhi.
Padahal apapun yang menjadi keinginan masyarakat semasih itu dalam tananan yang konstruktif- dan dapat diukur, maka tidak ada alasan untuk menghambat apalagi melakukan agitasi- dan propanganda- negatif dengan serta merta mengandalkan ego kekuasaan yang selama ini dapat dilihat dengan kasat.

Dana secara otomatis akan bisa terpenuhi, manakala masyarakat mendapatkan kepastian yang jelas. Padahal mereka tidak sadar bahwa selama sekian tahun, sosialisasi mengenai pembentukan Kabupaten Bima Timur yang diwadahi oleh Komite Persiapan Kabupaten Bima Timur-
(KP2KBT)- telah menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

Selamat berjuang DPR,DPD,DPRD dapil IV dan Komponen Bima Timur lainnya.
Semoga tercatat dalam sejarah Bima Timur, bahwa Andalah Pejuangnya. Hidup Bima Timur !..

Sunday, June 21, 2009

Sejarah Bima perlu diluruskan

Rimpu Mbojo, http://Gaelby.blogspot.comSebagai Dou Mbojo, ketika membaca sebuah literatur dalam Bahasa Ingris yang diterbitkan sebagai disertasi ilmiah sebuah universitas ternama di USA oleh Kennedy 1943, ternyata sejarah Bima sangat perlu direvisi oleh kita sebagai Orang Bima, karena terdapat informasi-informasi yang relevansinya tidak terarah dan melenceng dari realita.
Dalam literatur tersebut dijumpai hal-hal yang janggal, antara lain yang membahas panggilan untuk bangsawan Bima yang mencampuradukkan dengan Suku Sasak (Lombok) yang tentu saja berbeda dengan apa yang selama ini diceritakan oleh nenek moyang secara turun temurun.
Kita sebagai generasi penerus leluhur, harus melakukan langkah pelurusan sejarah Bima agar tidak terkesan "sembarangan" dan kurang komprehensif, apalagi dalam bentuk disertasi ilmiah.
Yang perlu juga dikoreksi adalah Buku yang diterbitkan oleh Depdikbud 1977/1978, 1989; Lebar 1982. Untuk mengetahui ketidak sempurnaan tersebut, dalam postingan ini juga, kami kutip sejarah Bima dari sumber-sumber tersebut. Kami sangat berharap untuk dikoreksi dan dilengkapi oleh para pembaca. Kutipannya antara lain sebagai berikut :

Orang Bima berdiam di Kabupaten Bima yang terletak di pulau Sumbawa, sebagian lagi berdiam di Kabupaten Dompu dan di Pulau Sangiang di Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Jumlah populasinya pada tahun pada tahun 1989 sekitar 350.000 jiwa.
Bahasa Bima terdiri atas beberapa dialek yaitu : Bima, Bima Donggo dan Sangiang. Dalam kehidupan sehari-hari digunakan bahasa halus dan kasar.
Mata pencaharian utama masyarakat Bima adalah bercocok tanam di sawah dan perladangan berpindah (Ngoho).
Sebagian lagi hidup dari meramu hasil huta (ngupa le'de) dan menangkap ikan.
Sistem kekerabatannya adalah patrilinear. Keluarga inti tinggal bersama dengan keluarga luas terbatasnya dalam sebuah rumah panggung yang besar yang disebut uma panggu.
Setiap desa yang disebut kampo dikepalai oleh seorang kepala desa yang disebut ncuhi, ompu, atau ghelarang.
Dalam tugasnya kepala desa didampingi oleh beberapa penasehat yang terdiri dari para pemimpin kelompok kelompok kekerabatan dalam desa yang disebut dou matua.
Kepala desa biasanya dipilih dari keturunan cikal bakal desa itu sendiri.
Masyarakat Bima juga terdiri atas lapisan sosial bangsawan, rakyat biasa, dan kaum hamba sahaya.
Golongan bangsawan biasanya adalah keeturunan raja-raja dan pemimpin adat zaman dulu, mereka biasanya bergelar Datu. Golongan bangsawan yang masih bujang dise
but Lalu, kalau sudah menikah dan mempunyai anak dipanggil Ruma.
Golongan bangsawan perempuan yang masih gadis dipanggil Lala dan kalau sudah menikah dipanggil Dae.
Orang Bima umumnya memeluk agama Islam. Sebagian kecil di antara mereka masih memuja roh nenek moyang dan sistem kepercayaan yang disebut pare no bongi.
Dalam kegiatan pertanian orang Bima mengenal kegiatan gotong royong yang disebut weha rima. Sedangkan gotong royong dalam kegiatan upacara daur hidup disebut hanboku.

Sumber, Depdikbud 1977/1978, 1989, Lebar 1982; Kennedy 1943.

Monday, June 15, 2009

Kompetensi Penggunaan Internet dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)


Oleh : Didi Salahuddin *)

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong guru untuk melakukan upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, peningkatan mutu serta penyempurnaan sistem pendidikan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa.
Seorang guru dituntut untuk selalu berusaha agar pembelajaran berlangsung efektif dan menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Untuk mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana praktek yang dimiliki, maka diupayakan agar pembelajaran yang dilakukan tidak membosankan, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sehingga guru dituntut kreatifitasnya untuk merancang proses pembelajaran agar dapat berlangsung secara efektif dan menyenangkan. Upaya membuat pembelajaran yang menyenangkan ini sejalan dengan Standar Proses pendidikan yang tertuang dalam PP No. 19 tahun 2005, Pasal 19 ayat 1 bahwa Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Disamping hal tersebut agar dapat terjadi proses belajar pada diri siswa maka diperlukan rangsangan dari faktor-faktor di luar diri siswa sehingga akan terjadi proses komunikasi antara diri siswa dengan faktor-faktor rangsangan tersebut.
Rohani (1997:1) menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman belajar dan sebagainya. Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati oleh orang lain. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi, perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media.
Henichi, 1982 dalam Arsyad (1997:4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruktional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.
Penggunaan media tidak lain agar anak didik mudah memahami bahan pelajaran yang disajikan. Miarso (1984:49), menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Media pembelajaran sangat penting karena melalui penggunaan media yang tepat, maka pesan atau materi dapat disampaikan dengan baik secara efektif dan efisien.
Media pengajaran sangat beragam. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam menunjang proses belajar mengajar adalah media interaktif. Pengajaran akan lebih efektif apabila obyek dan kejadian yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya dan disertai pesan-pesan yang mempertegas visualisasi dari suatu obyek.
Salah satu media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menunjang proses belajar mengajar adalah media Interaktif. Media Interaktif adalah sebuah media yang dibuat guna memenuhi berbagai kebutuhan siswa.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi siswa. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu juga media harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar yang baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa untuk memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima merupakan salah satu sekolah yang berada di wilayah Bima timur, belum memanfaatkan secara optimal sarana dan prasarana yang ada dan masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah, dalam proses pengajaran. Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Atas dasar hal tersebut, maka penulis merasa terdorong untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Media Interaktif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Unit Kompetensi Penggunaan Internet dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima.
A.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada pengaruh penggunaan media Interaktif terhadap Motivasi dan hasil belajar siswa pada Unit Kompetensi Penggunaan Internet dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima?.
B.Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan Media Interaktif terhadap Hasil belajar siswa pada Penggunaan Internet dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima
C.Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap per­masalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002). Jadi, hipotesis merupakan jawaban, pendapat atau dugaan yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji bilamana hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis ini benar, maka hipotesis ini akan diterima dan menjadi sebuah hipotesis.
Berdasarkan pendapat di atas maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa penggunaan Media Interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada Unit Kompetensi Penggunaan Internet dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2008/2009
D.Asumsi Penelitian
Asumsi adalah sesuatu yang sudah diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya (Arikunto, 2002:61) sedangkan asumsi yang menjadi panutan dalam penelitian ini adalah bahwa salah satu prinsip belajar yang berhasil adalah memerlukan sarana yang cukup memadai. Media belajar adalah salah satu wujud pembelajaran yang menggunakan sarana belajar. Media Pembelajaran Interaktif\ adalah sebuah media yang dibuat guna memenuhi berbagai kebutuhan siswa. Variasi pencapaian prestasi belajar oleh siswa dapat dipengaruhi oleh faktor eksternalnya, media Pembelajaran Interaktif merupakan salah satu di antaranya.
E.Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan secara teoritis
a.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perben­daharaan ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan konsep strategi belajar mengajar.
b.Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
2.Kegunaan secara praktis
a.Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Interaktif agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran TIK dan mata pelajaran lainnya.
b.Memotivasi guru untuk kreatif dan inovatif dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di kelas dengan menyediakan media yang menarik untuk proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

F.Ruang Lingkup Penelitian
1.Variabel penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu media pembelajaran Interaktif sebagai variabel bebas atau berpengaruh, disingkat dengan variabel (X), dan hasil belajar siswa sebagai variabel terpengaruh, disingkat dengan variabel (Y).
2.Subyek penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima kelas XI/IPA, yang terdiri atas 2 kelas yaitu kelas XI/IPA-1 dan kelas XI/IPA-2 Tahun Pelajaran 2008/2009.
3.Lokasi penelitian
Penelitian ini diselenggarakan pada SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima yang beralamat di Jalan Pelabuhan Sape Kabupaten Bima Bima NTB.
4.Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yang dimulai dari bulan Juli sampai dengan September 2008.
G.Definisi Operasional Variabel
Agar terhindar dari pemaknaan ganda terhadap variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi atau batasan operasional variabelnya.
1.Media pembelajaran Interaktif
Media pembelajaran interaktif adalah sebuah media yang dibuat guna memenuhi berbagai kebutuhan pembelajar. Sifat dasar dari media ini adalah interaktif, bergerak dan mengandung simulasi. Kelebihan yang bersifat atraktif ini mampu menarik minat belajar serta mempercepat pemahaman materi palajaran yang disampaikan.
Media pembelajaran interaktif bersifat audio visual, dilengkapi dengan tampilan animasi (gambar yang bergerak) serta suara (musik) yang berfungsi untuk memudahkan pemahaman tentang materi yang diajarkan, menarik perhatian, dan menggugah keaktifan peserta belajar, semangat dan minat belajar.
Alat bantu visual yang digunakan guru dalam mengajar, berwujud komputer & LCD projector yang berfungsi menayangkan program pembelajaran memperlihatkan gambar, informasi, serta memperdengarkannya kepada siswa saat mengajar.

2. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi sebagai kemampuan aktual dari belajar, yaitu memahami, mengetahui, menyikapi, serta melakukan sesuatu sesuai dengan yang sudah diajarkan, sekaligus menjadi efek dari perlakuan mengajar melalui media Pembelajaran Interaktif.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.Tinjauan Tentang Media Pembelajaran
1.Pengertian media pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. (www.aitech.ac.JP/-iteslj.)
Selanjutnya (Aqib,2002 : 58) menyatakan bahwa media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih kongkrit. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata. Dengan demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar dapat lebih berarti bagi siswa.
Miarso (1984 : 48), menyimpulkan bahwa (a) media merupakan wadah dari pesan oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, (b) bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat di indra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi dalam kegiatan belajar.

2.Ciri-ciri media pembelajaran
Secara umum ada tiga ciri utama media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya adalah sebagaimana dikemukakan oleh Arsyad (1997, 12-13), antara lain (1) ciri fiksatif (fixative property), yang menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan menkonstruksi sesuatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film; (2) ciri manipulatif (manipulative property), transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena memiliki ciri manipulatif; dan (3) ciri distributif (distri­butive property), yang memungkinkan suatu objek atau kejadian ditrans­formasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan berdasarkan ciri-ciri tersebut.

3.Jenis-jenis media pembelajaran
Jenis dan jumlah media banyak sekali, untuk mempermudah mengenalinya, maka ada beberapa ahli melakukan pengelompokan media belajar seperti Bretz dalam Sadiman dkk (1996 : 21) yang mengelompokkan media didasarkan pada bentuk, suara dan gerak, yaitu sebagai berikut :
a.Media audio visual gerak yang menampilkan suara, gambar, garis, simbol dan gerak
b.Media audio visual diam yang menampilkan suara, gambar, garis dan simbol
c.Media audio semi-gerak yang menampilkan garis, simbol, dan gerak
d.Media visual gerak yang menampilkan gambar, garis, simbol, dan gerak
e.Media visual diam yang menampilkan gambar, garis, dan simbol
f.Media semi gerak yang menampilkan garis, simbol dan gerak
g.Media audio yang menampilkan suara saja dan media cetak yang menampilkan simbol saja (Sadiman, 1996: 21)
Santoso dalam Ahmad (1997), menyatakan bahwa media pembelajaran menurut penggunaannya yang dikaitkan dengan teknologi pendidikan terdiri atas : media dan teknologi pendidikan yang penggunaannya secara massal seperti televisi, film, radio; media dan teknologi pendidikan yang metode penggunaannya secara individual seperti kelas atau laboratorium elektronik, alat-alat otoinstruktif (alat-alat pemeriksa dan pendengar individual) dan kontak unit instruktif (satu unit instruktif yang dilengkapi dengan buku teks film-strip, tape recorder, gambar-gambar dan bahan latihan); media teknologi yang penggunaannya secara konvensional; dan media teknologi pendidikan modern seperti ruang kelas otomatis, sistem proyeksi berganda (multi proyection System). Dengan demikian, penggolongan jenis-jenis media dapat berdasarkan atas bentuk, suara, gerak, dan penggunaannya di dalam kelas.

4.Media Pembelajaran interaktif.

Media pembelajaran interaktif adalah sebuah media yang dibuat guna memenuhi berbagai kebutuhan pembelajar. Sifat dasar dari media ini adalah interaktif, bergerak dan mengandung simulasi. Kelebihan yang bersifat atraktif ini mampu menarik minat belajar serta mempercepat pemahaman materi palajaran yang disampaikan.
Media pembelajaran interaktif bersifat audio visual, dilengkapi dengan tampilan animasi (gambar yang bergerak) serta suara (musik) yang berfungsi untuk memudahkan pemahaman tentang materi yang diajarkan, menarik perhatian, dan menggugah keaktifan peserta belajar, semangat dan minat belajar. Alat bantu visual yang digunakan guru dalam mengajar, berwujud komputer & LCD projector yang berfungsi menayangkan program pembelajaran: memperlihatkan gambar, informasi, serta memperdengarkannya kepada siswa saat mengajar.
Sifat dinamis dari media interaktif merupakan kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan media pembelajaran yang berupa buku tebal yang statis sifatnya. Sifat yang dinamis membuat pemahaman tentang suatu materi lebih jelas dan mudah dimengerti dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan harus membaca satu persatu dari text-book
Pengajaran pada media interaktif dirancang secara sistematis dan berurutan sehingga menjadi suatu alur pengajaran yang mudah dimengerti secara bertahap, dan pada akhirnya menghasilkan pemahaman yang baik tentang materi yang diajarkan.
(http://digilih.petra.ac.id/ads.)


5. Fungsi media pembelajaran
Media belajar merupakan suatu sarana atau perantara yang digunakan dalam interaksi komunikasi pembelajaran. Oleh karena itu, setiap media belajar harus menyumbangkan nilai-nilai positif yang merupakan essensi dari potensi yang dikandungnya sekaligus yang disumbangkan kepada penggunanya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka ada beberapa ahli menge­mukakan pendapatnya tentang potensi penggunaan media belajar. Utuh dalam Irwansyah, 2004) mengemukakan bahwa media (1) meningkatkan produktivitas pendidikan (efisiensi waktu dan tenaga), (2) memberikan kemungkinan pen­didikan yang sifatnya lebih individual (belajar mandiri), (3) memberi dasar pengajaran yang lebih ilmiah melalui pengajaran yang sistimatis dan logis, (4) pembelajaran dapat dilakukan secara mantap dikarenakan meningkatkan kemam­puan manusia sejalan dengan pemanfaatan media, sehingga informasi disajikan lebih konkret dan rasional, (5) meningkatkan terwujudnya immediately of learning, karena memberi pengetahuan langsung, dan (6) memberi penyajian pendidikan lebih luas.
Selain hal-hal di atas, media juga harus memberikan berbagai pengalaman yang konkret, membantu siswa mengintegrasikan pengalaman-pengalaman sebe­lumnya dengan yang sekarang, dapat menarik perhatian siswa, dan mem­bangkitkan minat serta motivasi siswa dalam belajar ( Soekamto, 1993).
Hamalik (1986), mengemukakan bahwa, pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pema­kaian media belajar dapat berdampak pada hal-hal sebagai berikut :
a.Pengajaran bisa lebih menarik
b.Pembelajaran menjadi lebih interaktif
c.Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
d.Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
e.Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana saja diinginkan
f.Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan

6. Penggunaan media pembelajaran
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap siswa atau retensi belajar. Kemudian dengan masuknya pengaruh teknologi audio visual pada sekitar abad ke-20 lahirlah peraga audio visual yang terutama menekankan penggunaan pengalaman yang kongkret untuk menghindarkan verbalisme (Miarso, 1984 : 50).
Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata. Dengan demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar dapat lebih berarti bagi siswa. Dalam hal ini Gagne dan Bringgs (1979), menekankan pentingnya media sebagai alat untuk merangsang proses belajar (Aqib, 2002 : 58)
Sudjana (2001 : 3), mengemukakan salah satu alasan penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran, hal-hal yang abstrak dapat dikong­kritkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Hamalik (1986), mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembe­lajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi (Arsyad, 1997 : 15 -16).
Jadi, penggunaan media sangat penting untuk merangsang siswa dalam melakukan proses belajar mengajar.

B.Tinjauan tentang Belajar
1.Pengertian Belajar
Aqib (2002: 42), adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Jadi belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan baik sikap, kemampuan dan keterampilan.
Namun menurut Slameto (2003:3), perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seorang merupakan perubahan dalam arti belajar, melainkan perubahan tingkah laku dalam belajar itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) Perubahan terjadi secara sadar, (2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional, (3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, artinya dalam perbuatan belajar, (4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, (6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Jadi belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan sikap, kemampuan dan keterampilan.

2.Sumber belajar
Sumber belajar (Learning Resources) adalah macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar (Rohani, 1997:102).
Dengan demikian, media merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa yang memungkinkan mereka memperoleh pengalaman, pengetahuan, skill, dan ide.
Media merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa yang memungkinkan mereka memperoleh pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan ide atau gagasan.

3. Manfaat Sumber Belajar
Karti Soeharto (2003:77) menjelaskan secara rinci manfaat sumber belajar sebagai berikut :
a.Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit dan langsung
b.Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan
c.Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas
d.Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru
e.Dapat membantu memecahkan masalah baik dalam lingkup makro maupun dalam lingkup mikro
f.Dapat memberikan motivasi positif
g.Dapat merangsang untuk berpikir lebih kritis, merangsang untuk bersikap lebih positif dan merangsang untuk berkembang lebih jauh.
Dengan sejumlah manfaat sumber belajar tersebut, dapat membantu siswa dalam melakukan proses belajar.

4.Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Aqib, 2002 : 41).
Proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan menyenangkan bagi siswa apabila guru dapat mengkombinasikan materi dan penggunaan media yang tepat.

5.Mengajar
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan (Ali, 1987 : 12). Sedangkan Roestiyah (1989 :13) mengemukakan bahwa “mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat”. Jadi dalam pengajaran, siswa yang mengalami proses belajar sedangkan guru hanya membimbing, mengarahkannya dengan memperhitungkan kepribadian anak dan kesempatan untuk berbuat dan berfikir lebih banyak.

6.Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu prestasi yang dicapai seorang dalam mengikuti proses belajar atau hasil belajar adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu. Perubahan yang terjadi biasanya perubahan yang terarah dan bertujuan, yaitu untuk mencapai sesuatu yang baik dan baru sebelumnya.
Menurut Hamalik (1983 :21), Hasil belajar adalah tingkah laku baru yang timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbul pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, kesanggupan, menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan perubahan jasmaniah.
Pendapat di atas, mengungkapkan bahwa hasil belajar yang dicapai seseorang dapat digolongkan menjadi empat, yaitu pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, dan keterampilan.

7.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Slameto (2003: 54 - 71), mengemukan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar. Secara garis besarnya terdiri atas dua faktor utama, yaitu faktor internal yang terdiri atas faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan.
Faktor eksternal terdiri atas faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah), dan faktor masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Jadi, dari penjelasan tersebut, penggunaan media Interaktif sebagai alat pelajaran merupakan salah satu di antara faktor eskternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
C.Kaitan antara Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar
Berdasarkan berbagai uraian di atas, bahwa media pembelajaran interaktif merupakan komponen penting dalam membantu guru dan siswa untuk meningkatkan interaksi belajar mengajar. Telah diketahui pula bahwa salah satu di antara faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah media pembelajaran interaktif. Sedangkan hasil belajar itu adalah perubahan nyata yang terjadi dalam diri siswa yang belajar berupa pengetahuan , nilai dan sikap, serta keterampilan.
Dengan demikian, antara media pembelajaran dengan hasil belajar mempunyai hubungan yang fungsional, di mana media interaktif dapat memudahkan belajar yang memungkinkan pencapaian hasil belajar yang diharapkan. Apakah konsep pikir ini benar, data di lapanganlah yang membuktikannya.

D. Kerangka Pikir Penelitian
Kegiatan belajar mengajar pada hakikatnya adalah salah satu proses komunikasi dalam rangka penyampaian materi pelajaran berupa pesan atau informasi, ilmu pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dari guru kepada peserta didiknya atau sebaliknya. Agar materi pelajaran itu mudah dipahami secara optimal yang berpengaruh pada peningkatan hasil belajar peserta didik, maka diperlukan suatu media belajar sebagai sarana atau perantara dalam penyampaian materi pelajaran.

Dengan melihat rancangan kerangka berfikir di atas, maka dapat dikatakan bahwa media belajar interaktif merupakan komponen yang amat penting digunakan oleh guru dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa.
Dalam penelitian ini untuk mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka diasumsikan bahwa penggunaan media interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada unit kompetensi Penggunaan Internet dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).


BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN

A.Rancangan Penelitian
Berpijak pada tujuan penelitian di atas, rancangan penelitian ini digolongkan sebagai penelitian eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara 2 faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi dan menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu (Arikunto, 1997 : 3)

B.Populasi dan Sampel
1.Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI/IPA-1 dan XI/IPA-2 yang ada di SMA 1 Sape Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2008/2009. Jumlah seluruhnya adalah 80 orang siswa.
2.Sampel
Menurut Arikunto (2002: 109) yang dimaksud sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diteliti.
Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI/IPA-1 dan XI/IPA-2. Jumlah masing-masing 40 orang siswa, sehingga totalnya adalah 80 orang siswa. Alasan menggunakan kelas-kelas tersebut karena memenuhi homoginitas, selain itu karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya serta kemampuan yang ada pada peneliti. Selanjutnya, untuk mempemudah secara teknis, kedua kelas tersebut langsung dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen di lakukan pada kelas XI/IPA-1 sementara kelompok kontrol dilakukan pada kelas XI/IPA-2.
C.Variabel Penelitian
Variabel bebas dari penelitian ini adalah media pembelajaran Interaktif sedangkan Variabel terikat adalah motivasi dan hasil belajar siswa.

D.Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima, selama Bulan Juli - Agustus 2007

E.Prosedur Penelitian
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian eksperimen ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1.Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini, peneliti menyusun perangkat tes awal, tes hasil belajar sub unit kompetensi ini diajarkan selama 3 jam pelajaran. Selanjutnya melakukan uji coba instrumen tes awal dan tes hasil belajar yang kemudian dilanjutkan dengan analisis instrumen tersebut.
2.Tahap Eksperimen
Dalam tahap ini, terlebih dahulu melakukan tes awal, kemudian dari hasil tersebut dilanjutkan dengan proses eksperimen, yaitu melakukan proses pengajaran di kelas dengan menggunakan media interaktif berupa CD pembelajaran Interaktif Penggunaan Internet dengan menggunakan alat bantu media audio visual berupa komputer/laptop dan LCD.
3.Tahap Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan eksperimen. Data yang diperoleh pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan proses pengajaran dengan media interaktif dan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.
4.Tahap Akhir
Setelah tahap eksperimen dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan tahap akhir untuk memperoleh data hasil belajar siswa dengan cara tes hasil belajar untuk memperoleh data motivasi siswa terhadap proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Unit Kompetensi Penggunaan Internet dengan menggunakan media interaktif.


F.Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu (Arikunto, 1997 : 3).
Adapun rancangan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah True Experimental Design (rancangan eksperimen sesungguhnya) dengan pola:
Keterangan:
GE : Group eksperimen/menerima perlakuan
GC : Group control/tidak dikenai perlakuan
O1 dan O3 : pre-test
O2 dan O4 : pos-test (Sugiyono, 1994: 52)

G.Instrumen Penelitian
Adapun instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah catatan dokumentasi, observasi, dan tes. Instrumen tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Catatan dokumentasi
Instrumen ini digunakan untuk mencatat jumlah siswa, nama, kelas, dan jurusan. Pencatatan dilakukan di bagian tata usaha SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima. Instrumen ini sebagai pendukung instrumen utama.
2. Tes
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur efek dari tindakan atau perlakuan. Tes, dalam penelitian ini dijadikan instrumen utama, yang terdiri dari pre-test dan pos-test.
Tes berbentuk obyektif yang berjumlah 20 item, baik pre-test maupun pos-test. Setiap item dipersiapkan alternatif jawaban yang apabila dijawab dengan benar diberi skor 1, jika salah diberi skor 0. Dengan demikian skor idealnya adalah 20.

H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan statistika inferensial yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, jenis data, dan tujuan penelitiannya. Oleh sebab itu, teknik statistika yang dipandang sesuai adalah t-test berdasarkan sampel yang tidak berkorelasi.
Adapun rumus statistika t-test dimaksud dapat diberikan sebagai berikut:


Keterangan:
M : rata-rata skor variabel
x2 : deviasi kuadrat dari skor variabel X
y2 : deviasi kuadrat dari skor variabel Y
N : sampel. (Sugiyono, 2001: 297).

Prosedur pengujian hipotesis nol adalah apabila to > tt dinyatakan signifikan dan karenanya hipotesis nol ditolak, tetapi apabila to < tt dinyatakan non signifikan dan karenanya hipotesis nol diterima. Taraf signifikansi penelitian ini di terima. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima pada mata diklat pembenihan ikan Patin tahun pelajaran 2008/2009.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data
1.Penyajian Subyek Penelitian
Sebelum mengetahui pengaruh antara penggunaan Media Pembelajaran Interaktif terhadap hasil belajar siswa, perlu pula diketahui jumlah siswa SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima secara keseluruhan, tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 783 orang.

B.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1.Analisis data
Sebagaimana telah diutarakan di muka, bahwa analisis data menggunakan analisis statistika dalam hal ini dipilih uji t atau t-test. Langkah-langkah analisis data ini adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan hipotesis nol
Hipotesis nol yang diajukan adalah bahwa penggunaan Media interaktif tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2008/2009.
b. Mensubtitusikan (memasukkan) data ke dalam rumus dan mengerjakan
Data yang distubtitusikan adalah data hasil kerja tabel 4.2 dan 4.3. yang dimasukkan dan dikerjakan ke dalam rumus sebagai berikut :


1)Menghitung Mean Kelas Eksperimen /M1:

2)Menghitung ∑x2 kelas eksperimen:

3)Menghitung Mean kelas Kontrol/M2:

4)Menghitung ∑y2 kelas kontrol:

5) Menghitung t-test:

Jadi, harga t yang diperoleh adalah = 5,778.


2.Pengujian hipotesis penelitian
Sebagaimana telah diketahui bahwa harga t hasil penelitian = 5,778. Sementara harga t kritik untuk sampel besar yang lebih dari 30, digunakan t kritik = 1,697 berdasarkan taraf signifikansi 1% dan 2, 024 pada taraf kepercayaan 5%. Ternyata, to = 5,778 > tk = 1.697 (1%) dan 2,024 (5%), dan ini menunjukkan signifikan, karena itu hipotesis nol ditolak. Sebagai kesimpulannya bahwa penggunaan Media Pembelajaran Interaktif secara meyakinkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata diklat Pembenihan ikan patin di SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2008/2009.
C.Pembahasan
Dari analisis data yang terkumpul diketahui bahwa penggunaan media interaktif berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2008/2009.
Dengan analisis Pre-test dan Post-Test terlihat bahwa terjadi peningkatan perolehan nilai hasil belajar pada kelas eksperimen yang signifikan, hal ini disebabkan oleh penggunaan media pembelajaran interaktif yang menampilkan materi dengan gambar-gambar yang menarik disertai dengan suara atau musik yang memperjelas visualisasi dari objek. Metode ini mampu menarik perhatian siswa untuk lebih menfokuskan perhatiannya terhadap materi yang disajikan. Penggunaan media audio visual juga mengakibatkan proses belajar mengajar yang lebih bermakna, karena objek yang masih abstrak bagi siswa, dapat divisualisasikan secara realistik sesuai dengan keadaan yang sebenarnya disertai contoh-contoh interaktif yang dapat merangsang pemikiran siswa agar mampu memecahkan permasalahan. Dalam penggunaan media Pembelajaran Interaktif ini, fungsi seorang guru bukan hanya sebagai sumber pembelajaran mutlak dan pentransfer ilmu pengetahuan tetapi seorang guru itu sebagai fasilitator, pengarah dan pemberi penguatan. Kemudian seorang guru tidak perlu lagi memberi catatan di papan tulis secara mendetail, cukup dengan memberikan kerangka berpikir berupa garis besar materi pelajaran karena penjelasan-penjelasan materi dapat disampaikan hanya dengan menampilkan gambar-gambar yang merupakan suatu rangkaian peristiwa/proses yang terjadi dalam hal pemasaran dan penjualan. Penggunaan media pembelajaran interaktif dalam proses belajar mengajar di kelas eksperimen juga berdampak positif pada penggunaan waktu belajar yang efektif dan efisien sehingga materi pelajaran dapat terbahas secara optimal.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima.
Komputer sebagai media pengajaran bagi seorang guru merupakan hal yang masih jarang digunakan (Khususnya di SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima) karena untuk menggunakan media tersebut membutuhkan perangkat lain berupa LCD (in focus) guna menampilkan materi dengan dengan ukuran yang lebih besar sehingga dapat diamati oleh seluruh siswa dalam kelas. Selain itu, pengajaran dengan media Interaktif ini juga membantu guru dalam menyampaikan materi dengan mudah melalui tampilan gambar-gambar yang menarik, disertai teks dan suara yang mempertegas visualisasi obyek
Proses pengajaran dengan menggunakan media interaktif ini disampaikan secara sistematis sesuai dengan indikator pembelajaran melalui sebuah CD modul multimedia interaktif yang berjudul Penetasan telur dan Pemeliharaan Larva benih ikan patin. Sehingga guru dapat menyampaikan materi sesuai dengan waktu pelajaran yang telah ditentukan.
Thursan (1992) dalam Shinta (2006), mengungkapkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang yang berasal dari dalam diri individu. Penggunaan media bertujuan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga akan berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar. Namun dalam penelitian ini, penggunaan media berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (berdasarkan hasil uji t pada lampiran). Hamalik (2003 : 157) menjelaskan bahwa perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengguanaan media interaktif berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI/IPA-1 di SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima, mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) pada sub kompetensi Penggunaan Internet.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh uraian yang terdapat pada bab I sampai bab IV dapat disimpulkan : Dari perhitungan dan analisis data yang terkumpul diketahui bahwa :
1. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa penggunaan media pembelajaran Interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) pada sub kompetensi Penggunaan Internet siswa SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2008/2009. Hal ini ditunjukkan dengan analisis Pre-test dan Post-Test terlihat bahwa terjadi peningkatan perolehan nilai hasil belajar pada kelas eksperimen yang signifikan, hal ini disebabkan oleh penggunaan media pembelajaran interaktif yang menampilkan materi dengan gambar-gambar yang menarik disertai dengan suara atau musik yang memperjelas visualisasi dari objek. Metode ini mampu menarik perhatian siswa untuk lebih menfokuskan perhatiannya terhadap materi yang disajikan.
2. Dari perhitungan dan analisis data yang terkumpul diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran interaktif dengan hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil uji t-hitung sebesar 5,778 yang memiliki nilai yang lebih besar dari t-tabel sebesar 1,96. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif berpengaruh meningkatkan hasil belajar mata diklat mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) pada sub kompetensi Penggunaan Internet SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2008/2009.

B.Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka beberapa saran dapat sampaikan sebagai berikut :
1.Dalam proses pembelajaran hendaknya seorang guru pandai memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan agar diketahui bahwa penggunaan media interaktif berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga guru dapat menerapkan pada siswa di kelas yang lainnya.
2.Bagi sekolah atau instansi yang terkait diharapkan agar menyediakan fasilitas berupa komputer atau kelas multimedia sebagi media pembelajaran di dalam kelas.
3.Bagi siswa diharapkan agar dapat lebih aktif dalam pelaksanaan belajar mengajar agar pencapaian hasil belajar menjadi lebih baik dan motivasi untuk belajar juga makin meningkat.
4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh media terhadap motivasi belajar siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad, 2002. Guru Dalam Proses Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Aqib Zainal, 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia

Arikunto, Suharsimi, 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rieneka Cipta.
__________________, 2003. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rieneka Cipta

Arsyad, Azhar, 1997. Media Pengajaran. Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada

Boove, 1997, (www.aitech.ac.JP/-iteslj.)

Djamarah, Bahri, Syaiful, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.

Hamalik Oemar, 1986. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

______________, 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
(http://digilih.petra.ac.id/ads.)
Irwansyah, Dedy, 2004. Efektivitas Pembelajaran Biologi Berbasis Konstruktivistik Ditinjau Dari Motivasi belajar, Ketrampilan Proses Sains dan Hasil Belajar siswa kelas II SMPN I Mataram Pada Pokok Bahasan Sistem Indera Tahun Ajaran 2003/2004. Mataram : Program Stidy Pendidikan Biologi Jurusan F-MIPA FKIP Unram.

Miarso, Yusuf Hadi, 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta : C.V Rajawali
Roestiyah, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rieneka Cipta
Rohani, Ahmad, 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : PT. Rieneka Cipta

Sadiman, 1996. Media Pendidikan. Jakarta :CV. Rajawali
Slamento, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rieneka Cipta
Maya Sari Shinta, 2006. Pengaruh Media Audio Visual terhadap prestasi dan Motivasi Belajar Biologi pada Kelas II SMPN 15 Mataram, pokok Bahasan Sistem Syaraf. Tahun Ajaran 2005/2006. Mataram : Program Study Pendidikan Biologi Jurusan F-MIPA FKIP Unram.
Sudjana dan Rivai, 2001. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana, 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

____________, Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Wahyuningsih, 2007. Pengaruh Media Audio Visual (LCD dan Laptop) terhadap Prestasi belajar siswa Tahun 2006/2007. Skripsi. STKIP. Bima : Program studi Pendidikan Ekonomi Koperasi.

Yasin Ratnah, 2008. Pengaruh media Interaktif terhadap hasil belajar siswa pada Unit Kompetensi Pembenihan Ikan Patin (Pangasius pangasius) pada Kompetensi dasar Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva benih ikan patin di SMKN 1 Bima Tahun Pelajaran 2007/2008

Saturday, June 13, 2009

INFRASRUKTUR PENDUKUNG TERBENTUKNYA KABUPATEN BIMA TIMUR

Pemerkaran wilayah kabupaten Bima untuk mewujudkan Kabupaten Bima Timur , tentu harus di Suport oleh potensi daerah seperti yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002.
Foto-foto berikut menggambarkan sebahagian kecil dari Infrastruktur pendukung yang berada di Kecamatan Sape sebagai kota yang akan ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Bima Timur. Tentu saja didukung pula oleh potensi-potensi pendukung lainnya seperti kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), kondisi gegrafis dan lainnya sehingga perjuangan untuk mewujudkan Kabupaten Bima Timur adalah bukan hanya sekedar wacana tetapi harus segera dilakukan dengan langkah kongkrit


Wednesday, June 3, 2009

PEMEKARAN KABUPATEN BIMA TIMUR HARUS SEGERA DIWUJUDKAN

Didi Salahuddin *)

Pemekaran harus segera dilaksanakan disamping alasan logisnya adalah optimalisasi administrasi pemerintahan Kabupaten Bima terutama pelayanan publik karena Kecamatan Woha yang sekarang menjadi ibukota Kabupaten Bima, terdapat ketimpangan dan in-efesiensi yang bertentangan dengan aspek pelayanan publik dalam prinsip good governence.
Aplikasi dan implikasi pelayanan publik bagi masyarakat wilayah ujung timur kabupaten Bima akan berjalan tidak efisien karena harus melewati Kota Bima terlebih dahulu dalam menjangkau 6 (enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Sape, Lambu, Wera, Ambalawi, Wawo dan Langgudu.
Dapat dibayangkan, sekedar membuat KTP saja masyarakat yang berada di bagian ujung timur Kabupaten Bima harus melewati perjalanan melelahkan dan berjam-jam melewati Kota Bima. Mengurus KTP saja terasa sulit dan meletihkan apalagi masyarakat yang ingin mengurus sertifikat, akta kelahiran, NPWP,dan keperluan penting lainnya.
Carut marut Adminstrasi pemerintahan Kabupaten Bima semakin jelas dan terasa, disaat masyarakat wilayah bagian barat yang dekat dari ibukota kabupaten merasakan hal yang sama, terutama optimalisasi administrasi pemerintahan Kabupaten Bima dalam aspek pelayanan publik.
Jadi, masyarakat bagian barat merasakan signigfikansi pelayanan publik berkurang karena memang pemerintah kabupaten "tidak fokus", dan masyarakat bagian timur yang sekarang berupaya memekarkan diri menjadi Kabupaten Bima Timur, sama-sama merasakan ketimpangan dan carut marutnya pelayanan publik administrasi Pemerintahan Kabupaten Bima.
Belum lagi implikasinya terhadap Kota Bima yang secara pasti merasa terganggu dengan berlarut-larutnya pembangunan infrastrutkur pendukung ibukota kabupaten Bima di Kecamatan Woha sehingga sampai sekarang masih "terpaksa" meminjamkan wilayahnya untuk sementara ditempati Kantor Bupati Bima.
Faktor penyebab terjadinya hal tersebut jelas sekali terlihat dengan kasat mata karena dari aspek Koordinat, Batas-batas wilayah, Topografis, Luas wilayah merupakan yang sangat perlu direvisi dan ditertibkan kembali, karena sebagaimana yang penulis kutip dari ensiklopedia bebas wikipedia bahasa indonesia tercatat bahwa Kabupaten Bima adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Ibu kotanya ialah Woha. Kabupaten Bima terletak di bagian Timur Pulau Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan posisi 1180 44’ – 1190 22’ BT dan 080 08’ – 080 57’ LS. dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Flores
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Timur : Selat Sape
Sebelah Barat : Kabupaten Dompu.
Luas Wilayahnya lebih kurang 438.940 Ha atau 22 % dari luas wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Terbagi atas 14 kecamatan yang terdiri dari 150 desa dan 419 dusun.

Keinginan untuk mewujudkan Kabupaten Bima Timur tidak saja berimplikasi positif bagi masyarakat bagian timur yang selama ini memberikan kontribusi potensi Sumber Daya Alam kepada pemerintah kabupaten Bima dengan menjadi "donor" sekitar hampir 50% dari APBD Rp. 19,17 Milyar thn 2006, juga akan berimplikasi positif pula bagi Pemerintahan Kota Bima dan masyarakat Kabupaten Bima bagian barat.
Saat penulisan artikel singkat ini, teman-teman aktivis pemerhati sosial untuk pemberdayaan aparatur pemerintah yang mewakili aspirasi bagian barat, mengeluhkan ketimpangan tersebut termasuk masalah infrakstruktur seperti jalan raya baik yang tegolong jalan desa, daerah, propinsi maupun jalan protokol yang mengalami kondisi yang memprihatinkan.
Pemaparan kondisi di atas, dapat dilakukan Hipotesa secara emphiris maupun metode lainnya, yang secara pasti menjawab pertanyaan judul artikel di atas dengan jawaban "Sangat perlu dan mendesak".
Dengan demikian apa yang dilakukan oleh Komite Persiapan Pembentukan Kabupaten Bima Timur yang menjadi wadah perjuangan dan advokasi bagi ke enam kecamatan tersebut harus kita dukung bersama, terutama harapan yang sangat besar mendapat dukungan dari para wakil rakyat yang telah terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang terhormat, lebih khusus lagi kepada DPRD di Daerah Pemilihan (Dapil) IV. " Selamat berjuang saudara-saudaraku..."


*) Sekjen Komite Persiapan Pembentukan Kabupaten Bima Timur